Selasa, 08 Februari 2011

Mematematikakan Umur Langit & Bumi

Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U.
Peminat Sains Qur’an/Dosen Pasca Sarjana Teknik Sipil UIR



Teknologi teleskop ruang angkasa yang paling modern seperti teleskop Hubble atau Mount Polamor di Amerika Serikat (AS), baru mampu mengamati bintang sejauh 14 miliar tahun perjalanan cahaya dari bumi. Itu artinya cahaya bintang tersebut telah mengadakan perjalanan selama 14 miliar tahun ke bumi untuk bisa terlihat. Bisa jadi bintang tersebut sekarang sudah meledak atau mati. Sedangkan 1 tahun perjalanan cahaya sama dengan jarak sejauh 10 triliun km, sebab kecepatan cahaya mencapai 300 ribu km per detik. Sementara teknologi ruang angkasa pada abad 21 ini baru mampu mencapai planet Saturnus yang berjarak 1 miliar km dari bumi, dan itupun memerlukan waktu perjalanan 7 tahun seperti yang dilakukan pesawat AS, Voyager 2.
Kata bumi dan langit muncul secara bersamaan di dalam 178 ayat Al-Quran. Uniknya, dari 178 ayat tersebut, 175 ayat menggunakan susunan atau urutan langit dan bumi, sedangkan sisanya yang tiga ayat dengan redaksi sebaliknya, yakni bumi dan langit. Kemudian, dari 178 ayat tersebut, 46 di antaranya terkait atau dihubungkan dengan kata penciptaan (khalaqa) dengan rincian 45 ayat menyebutkan penciptaan langit dan bumi (dengan beberapa variasinya) dan hanya satu ayat yang menyebut penciptaan bumi dan langit.
Mengapa Allah menyisakan satu redaksional penciptaan bumi dan langit, tidak totalitas atau seluruhnya menggunakan redaksional penciptaan langit dan bumi saja? Atau, keduanya muncul dalam jumlah yang sebanding di sekitar separuh-separuh, bukan dalam perbandingan ekstrem 45:1. Mengapa demikian? Ada rahasia apa yang dapat digali dari perbedaan redaksional tersebut? Apakah langit jauh lebih luas dari permukaan bumi? Inilah PR (kalau disekolah dulu; pekerjaan rumah) yang diberikan oleh Agus Purwanto, D.Sc. seorang Doktor bidang fisika lulusan Universitas Hirosima Jepang, dalam bukunya Ayat-Ayat Semesta.
Urutan penyebutan kata langit dan bumi tersebut menunjukkan urutan penciptaan alam semesta. Kenyataannya memang langit tercipta terlebih dahulu, baru kurang lebih sembilan miliar tahun kemudian bumi tercipta, yang merupakan bagian dari trilliunan planet yang tersebar di langit.
Dalam ayat-ayat seberikut ini Allah Swt menjelaskan tahap atau masa penciptaan langit dan bumi; Allah-lah yang menciptkan langit dan bumi dan apa yang ada di antaranya dalam enam masa, kemudian……….(QS Al-Sajdah 32:4); Katakanlah: Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptkan bumi dalam dua masa dan ………(QS Fushsilat 41:9).
Dengan menggabungkan informasi di dalam dua ayat tersebut dan data sains tentang umur langit dan bumi, dapatkah kita menghasilkan sebuah analisis tentang umur langit? Bila kita mengetahui umur bumi secara tepat, kita dapat mengetahui umur langit dengan perhitungan mematematikakan umur langit dan bumi. Ir. Agus Haryo Sudarmojo seorang pakar Geologi, Dai dan Presiden Direktur Murakabi Agung Wijaya dalam bukunya: Menyibak Rahasia Sains Bumi dalam Al-Quran. Menganalogikan hitungan kedua ayat tersebut sebagai berikut.
Allah Swt, menciptakan langit dan bumi dalam enam masa (QS Al-Sajdah 32:4), serta menciptakan bumi dalam dua masa (QS Fushsilat 41:9). Berdasarkan meteorit tertua yang ditemukan di bumi, para ahli geologi menyatakan bahwa umur bumi adalah 4,56 miliar tahun. Perbandingan umur bumi dan langit 2 : 6 = 1 : 3. Umur langit dapat kita cari dari perhitungan 4,56 M x 3 = 13,68 M (miliar) tahun atau 4,56 M : 2 = 2,28 Miliar tahun. Jadi, umur alam semesta sejak pemisahan langit dan bumi versi Al-Quran dapat dihitung sebagai berikut: 6 x 2,28 M = 13,68 miliar tahun.
Terbukti versi sains mengatakan bahwa umur alam semesta sejak peristiwa Big Bang adalah 13,7 miliar tahun. Subhanallah, apakah ini suatu kebetulan?
Terdapat selisih sekitar 20 juta tahun antara penghitungan versi sains-Al Quran dan sains murni (Big Bang theory). Namun, perbedaan ini dapat ditolerans dalam perhitungan kosmologi.
Berdasarkan penghitungan sederhana di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Peristiwa Big Bang jelas terkait dengan kehadiran Planet Bumi yang tercipta kurang lebih sembilan miliar tahun setelah ledakan dahsyat kosmis tersebut. Ternyata firman-firman Allah Swt dalam Al-Quran menjelaskan umur langit dan bumi secara akurat.
Pertanyaan, mengapa Allah Swt tidak pernah menyandingkan penyebut langit dan matahari, langit dan bulan, atau langit dan galaksi? Demikian juga, mengapa di dalam Al-Quran tidak ada surah yang bernama Langit atau Bumi? Padahal, langit dan bumi adalah benda kosmis yang dapat dikatakan paling penting. Ternyata kata langit (as-sama’) dan bumi (al-ardh) tersebar di dalam surah-surah yang dinamai dengan benda-benda konsmis lainya, seperti Surah Al-Syams (Matahari), Al-Qamar(Bulan), Al-Najm(Bintang), dan Al-Buruj(Galaksi).
Jika kita memperhatikan perjalanan Cahaya Bintang yang spektakuler di atas. Menelaah Planet Bumi secara lebih mendalam, bagaimana terciptanya, waktu munculnya, posisinya di dalam tata surya, dan keseimbangan semua unsur pendukung kehidupan di dalamnya. Niscaya kita akan semakin yakin akan keberadaan Sang Pencipta Yang Mahacerdas. Allah Akbar……… Allah Akbar……….. Allah Akbar………..***

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com